Sabtu, 30 Agustus 2008

=Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak - Taman Budaya Yogyakarta, 25 Agustus - 5 September 2008


Mas Guntur Sangga Langit turut serta diskusi, diskusi makin menarik karena pendapat dan pandangan-pandangan Mas Guntur yang fresh dan segar.


-0-


Maturnuwun - maturnuwun, Pak Sulebar memberi penjelasan kepada Mas Tiyas tentang Buku Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak yang kemudian diberikan kepada Mas Tiyas .


-0-



N.11

-0-



N.10,

-0-


Mas Tiyas sedang mendengarkan dan mencatat informasi dari Pak Sulebar berkaitan dengan Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak.


-0-




-0-


Seniman dua Generasi sedang berdiskusi, Ki Joko Wasis dengan Bapak Sulebar, diskusi sangat menarik karena masing - masing mempunyai referensi yang luarbiasa indahnya.

-0-

Judul Proyek : Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak
Venue : Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta
Waktu Pameran : 25 Agustus - 5 September 2008
Pembukaan Pameran : 25 Agustus 2008; pukul : 19.30 WIB
Dibuka oleh : dr Oei Hong Jien.



Karya Yusron Mudhakir


-0-


Karya WillemKootstra

-0-


Karya At Sitompul


-0-


Karya Pak Guntur

-0-



Karya DeySufriadi

-0-



Karya Yuliano Liestiono

-0-



Karya Punia

-0-



Karya MikhailDavid

-0-

Karya Gotot Prakoso

-0-


Karya CharlesSchuster
-0-

Karya Wirata

-0-

Karya Pak Sule

-0-

Karya Bu Nunung WS

-0-

Karya Makhfoed

-0-


Karya Henk Mual

-0-

Karya Elisha

-0-

Karya Anwar Djuliadi.

-

Judul lukisan untuk buku:

Charles Schuster: Color Walk, 2008, 83 x 387 cm, mixed on canvas

Elisha: Nuh 1, 2008, 120 x 135 cm, mixed media on canvas

Gotot Prakosa: Pikiran ter Kotak-Kotak, 2006, 70 x 93 cm, acrylic on paper, mixed media

Mikahil David: Balikpapan, 2006, 270 x 270 cm, acrylic on canvas

Utoyo Hadi: Aku dan Hutan Belantara, 2008, 230 x 150 cm, mixed media, oil colors on canvas

Makhfoed: Perjalanan 432, 2008, 120 x 140 cm, oil colors on canvas

M. Eksan: Dari Kosong Tidak Kosong, 2008, 130 x 110 cm, oil colours on canvas

Anwar Djuliadi: Batang, 2008, 150 x 200 cm, oil on canvas

Ida Bagus Punia Atmaja: Beku # 1, 2008, 100 x 150 cm, acrylic on canvas

AT Sitompul: Hidup itu Di Tata dan Di Titi, 2008, 135 x 175 cm, hardboard cut oil on canvas, 3 edition

Dedy Sufriadi: The Theory of Text, 2008, 180 x 300 cm, acrylic – oi; on canvas

Guntu Sangga Langit: Lindu Segoro, 2004

Ibrahim:

I Made Wirata: Piala Serpihan, 2008, 150 x 200 cm, oil on anvas

Nunung WS: Meditation on Blue, 2008, 140 x 170 cm, acrylic on canvas

Netok Sawiji_Rusnoto Susanto: Virtual Replacement, 2008, 200 x 400 cm, mixed media on canvas

Sulebar M. Soekarman: Jalan Menuju ke Al Khaliq, 2008, 110 x 120 cm (3 panel), mixed media, oil on canvas

Willem Kootstra: Shout of Freedom, 2008, 130 x 170 cm, mixed media on canvas

Henk Mual: Kompositie, 2007, 35 x 34 cm, Lascaux acryl on paper

-

Judul Proyek : Pameran Perjalanan Seni Lukis Abstrak
Venue : Taman Budaya Yogyakarta, Yogyakarta
Waktu Pameran : 25 Agustus - 5 September 2008
Pembukaan Pameran : 25 Agustus 2008; pukul : 19.30 WIB
Dibuka oleh : dr Oei Hong Jien

=

= Streetworks ( Inside Outside Yokohama) - Jogja Gallery

Jogja Gallery

Streetworks ( Inside Outside Yokohama)
(Austalia Embassy)

Senin, 18 Agustus 2008

=V-Art Gallery Cafe

V - Art Gallery Cafe

Undangan Pembukaan Pameran Seni Lukis.

Jl. Laksda Adisucipto No. 165 Yogyakarta.

Jum'at 15 Agustus 2008.

Selasa, 12 Agustus 2008

=Bedog Art Festival

'Bedog Art Festival 2008' di Studio Banjarmili Kradenan Gamping Sleman, Senin 11 Agustus 2008

8-12 Agustus 2008
Contact : Banjarmili Dance Studio Address : Turusan 07 / 14 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta
Phone/Fax (0274) 617191 HP. 0816 4260 868 Website : http://mirotodance.com
E-mail mirotodance@yahoo. Info program : http://mirotodance.com - home - program

KEGIATAN
Jumat, 8 Agustus 2008
Pukul 08:00
Pembukaan Festival dan Penanaman Pohon di jalur sungai Bedog oleh Karang Taruna

8-12 Agustus 2008
Pukul 09:00 – 17:00
Workshop kolaborasi seniman visual dan seniman pertunjukan dalam menciptakan karya seni lingkungan

Minggu, 10 Agustus 2008
Pukul 09:00 – 14:00
Seminar “Seni, Masyarakat, dan Lingkungan”
Pembicara:
- Garin Nugroho (Sutradara Film, Jakarta)
- GKR Pembayun (Ketua Karang Taruna Prov DIY)
- Angger Jati Wijaya (Pengamat Budaya, Yogyakarta)
- Nindityo Adipurnomo (Seni Rupawan, Yogyakarta)
- Bambang Sugiharto (Ahli Media dan Budaya, Jakarta)
Pukul 16:00- 17:30
Pemutaran Film Anak-anak
Pukul 19:30 – 21:30
Pemutaran Film Opera Jawa karya Garin Nugroho

Senin, 11 Agustus 2008
Pukul 19:00 – 21:00
PENTAS SENI TRADIDIONAL
1. Sholawatan (Sleman)
2. Tari Jaipong (Bandung)
3. Topeng Jauk (Bali)
4. Kethoprak

Selasa, 12 Agustus 2008
Pukul 16:00 – 19:30
Pameran Instalasi Seni Rupa Lingkungan
Pukul 19:30 – 20:00
Penutupan dan pelepasan ikan di Sungai Bedog
Dilanjutkan dengan Kolaborasi Visual Artists and Performing Artists
PENTAS SENI KONTEMPORER
Musik Kelompok Adiluhung (Yogyakarta)
Tari “Mbis” karya Darlane Litaay (Papua)
Tari “Totem” karya Kinting Sri hanjati (ISI Yogyakarta)
Kolaborasi:
- Sally Dean (Dancer, USA)
- Florence Peake (Actress, U.K)
- Anouk Wilke (Dancer, Holland)
- Souichi Iwamoto (Composer, Japan)
- Hanny Herlina (Choreographer, Jakarta)
- Rina Nurhayani (Dancer, Bandung)
- Helmi Prasetyo (Actor, Solo)
- I Nyoman Sura (Dancer, Denpasar)
- Nita Azhar (Fashion, Yogyakarta)
- Memet Chairul Slamet (Composer, Yogyakarta)
- Visual artis (Yogyakarta)
- Visual artis (Yogyakarta)
- Visual artis (Yogyakarta)
- Visual artis (Yogyakarta)

LATAR BELAKANG
Sungai Bedog yang menghubungkan Gunung Merapi dan Laut Selatan merupakan jalur lingkungan hidup sebagai simbol anasir api, darat, laut, dan udara yang merupakan bagian dari kehidupan yang wajib dipelihara. Dalam rangka upaya pemeliharaan lingkungan alam ini perlu pembentukan karakter masyarakat yang berbudaya dan peduli lingkungan. Pembentukan karakter masyarakat dapat melalui pendekatan seni dan budaya. Oleh karena itu perlu diciptakan forum lintas-disiplin dimana para budayawan, pelaku seni dan masyarakat dapat berbagi ide-ide kreatif yang mengajak masyarakat untuk peduli lingkungan lewat seni dan budaya.
Festival Seni Bedog (Bedog Arts Festival) diselenggarakan untuk memberi ruang kreatif para pelaku seni untuk menampilkan karya bertema lingkungan serta mengajak masyarakat untuk menciptakan sungai sebagai kawasan budaya.
Sebuah festival seni lingkungan yang hadir sebagai respon ketika kondisi bumi kita saat ini telah rusak yang disebabkan oleh pemanasan global dan berbagai bencana akibat ulah manusia yang kurang berbudaya.

VISI
Sungai sebagai ruang ekspresi seni sekaligus sarana pembentukan karakter masyarakat yang berbudaya dan peduli lingkungan.

MISI
Memberi ruang kreatif para pelaku seni untuk menampilkan karya bertema lingkungan serta mengajak masyarakat untuk menyiptakan sungai sebagai kawasan budaya.

TUJUAN
1. Menciptakan kesempatan bagi pelaku seni, budayawan dan masyarakat untuk bertemu, berdialog, dan bekerjasama menciptakan sungai sebagai kawasan budaya;
2. Mendorong pelaku seni berekspresi dan melakukan kolaborasi menciptakan karya yang bertemakan ligkungan hidup.
3. Mendiskusikan hubungan antara seni, masyarakat dan lingkungan.
4. Menelusuri kemungkinan menemukan platform seni lingkungan

NAMA KEGIATAN
BEDOG ARTS FESTIVAL 2008

PROGRAM
1. Penanaman pohon di sungai Bedog
2. Workshop kolaborasi seniman visual dan seniman pertunjukan dalam menciptakan karya seni lingkungan
3. Seminar “Seni, Masyarakat, dan Lingkungan”
4. Pemutaran Film anak-anak bertema lingkungan
5. Pemutaran Film Opera Jawa karya Garin Nugroho
6. Pentas Seni Tradisional
7. Pentas Seni Kontemporer dan kolaborasi Visual Artists and Performing Artists
8. Pelepasan ikan di sungai Bedog


COMMITTEE
Board of Director
- Garin Nugroho (Film Director, Director of SET Film)
- Angger Jati Wijaya (Cultural expert)
- Nindityo Adipurnomo (Visual artists, Director of Cemeti Art House)
- Bondan Nusantara (Kethoprak director, Leader of Bantul Kethoprak Community)
- Martinus Miroto (Choreograper, Director of Banjarmili Studio )
- Haposan Gilbert Manurung (Legal Consultant)
Artistic Team
- Martinus Miroto (Artistic Director)
- Hendro Martono (Artistic Director, Lighting Designer)
- Elisabeth Nilasari (Stage Manager)
- Isnu Qomarudin (Stage Manager)
- Thony Tarigan (Installation Arts Exhibition Coordinator)
Staff
- Angger Jati Wijaya (Festival Director)
- Haposan Gilbert Manurung (Administration)
- Yuli Setyasari (Treasurer)
- Sukristianto Hari (Public Relation and documentation)
- Ag. Widyasmoro (Workshop and Seminar Coordinator)
- Fifi Dwiyani (Accommodation and Transportation)
Assistance
- Agung Gunawan, Anter Asmaratedja, Jimmy (Asst. Stage Manager)
- Aji, Cakil, Rendra, Parjimin, Pardal, Kombet (Stage Crew)
- Marselina Evy, Doziana S, Dina, Diantori (Asst. Seminar and Administration)
- Sumadi (Asst. Treasure)
- Painah (Asst. Accommodation)
- Kirnomo, Wahyono (Asst. Transportation)
- Joko, Mahen (Asst. Publicity)
- Kradenan Karang Taruna youth community (security)


Sumber : http://mirotodance.com

=Festival Film Asia - 3 rd Jogja - NETPAC Asian Film Festival 2008



Festival Film Asia
3 rd Jogja - NETPAC
Asian Film Festival 2008
9 - 13 August 2008
Metamorfosa

Sabtu, 09 Agustus 2008

=Diskusi para seniman dan perupa dengan judul "Medan Tempur Pasar Seni Rupa Terkini" di Bentara Budaya Yogyakarta.

Data ada pada Bilik NO. 7 Gasto
-o-


N.23
-o-

N.22
-o-

N.21
-o-


-o-

Lesehan sambil menikmati diskusi yang indah dan asyik.
-o-


-o-

Pak Joko Pekik dengan antusias mengikuti diskusi dan akan selalu memberikan pencerahan bagi generasi muda seniman Indonesia.
-o-


-0-

Kang Heri Pemad siap memberikan resepnya dalam diskusi kali ini.

--oo0oo--

Bentara Budaya.

Diskusi seniman - seniwati dengan judul "Medan Tempur Pasar Seni Rupa Terkini"
9 Agustus 2008

oleh Kang Sutiyoso / Tiyas.

Kali ini kedatangan Mas Tiyas di medan diskusi di Bentara Budaya karena mendapatkan SMS dari bung x, seorang seniman yang begitu sangat-sangat bersemangat untuk selalu mengikuti diskusi dan mendatangi pameran lukisan-lukisan baik di Jogja ataupun ditempat lain, Godbless him, semoga beliau tidak kendor semangatnya untuk selalu memantau perkembangan dunia Seni Lukis di Kota Kebudayaan, Jogja.

Pada Diskusi kali ini, dengan judul "Medan Tempur Pasar Seni Rupa Terkini", menghadirkan beberapa narasumber yang terdiri dari Kang Heri Pemad (the legend), Bp.Oei Hong Djien, Mas Alex Luthfi yang dikomandani/dimoderatori oleh Bung Samuel Indratma. Pokoke gayeng dech diskusi kali ini.

Selasa, 05 Agustus 2008

=Pasar Seni Tradisional


Pasar Seni Tradisional
9 - 15 Agustus 2008

=Pameran seniman - seniwati Kelompok Pinggiran



Papan Pengumuman dan Informasi di Taman Budaya.

--


--


--


--


--


--


--


--


--


--


--


--


--


--


--


--



--



--



--



--



--



-



---oo0oo---



Salam Seni,

Hari BSJ ( Buletin Seniman Jogja ) mewancarai para "aktivis" kelompok pinggiran.
BSJ sangat berbahagia sekali karena bisa berjumpa dengan para perupa kelompok pinggiran yang kebetulan berkedudukan sebagai "pasukan inti" daripada kelompok pinggiran.

Disana ada Mas Agus, Mas Budiyana dan Bung Yudi Bagong. Sebelum kita membahas masalah konsep, ide, visi dan misi Kelompok Pinggiran, tidak kalah pentingnya adalah membahas masalah latara belakang kenapa Kelompok Pinggiran muncul atau didirkan.

Sebelum tahun 1998, beberapa seniman / perupa yang merupakan cikal bakal daripada Kelompok Pinggiran tersebut ingin mencoba memamerkan karya seninya dengan jalan melalui jaringan seniman yang sudah ada di Yogyakarta, tapi ternyata niat dan semangat yang menggebu untuk pameran tersebut belum bisa terlaksana karena alasan - alasan tertentu. Tapi namanya saja "aktivis" atau "pasukan inti", pasti aja mereka tidak pada putus asa, akhirnya dengan semangat yang pantang menyerah, akhirnya kurang lebih pada tahun 1998 mereka memutuskan untuk membuat Kelompok Pinggiran tersebut, yang merupakan kumpulan para seniman Akademis dan seniman autodidac.

Kelompok Pinggiran tersebut merupakan kelompok seniman - seniwati yang terbuka untuk semua seniman atau seniwati, pekerjaan mereka yang menjadi anggota Kelompok Pinggiran tersebut juga cukup bervariasi, ada yang menjadi guru, dosen, seniman batik dan lain-lain, tapi yang jelas perbandingan antara yang autodidac dan yang akademis,kurang lebih perbandingannya adalah 80% - 20%. Cukup menarik kalau kita melihat perbandingan tersebut, karena apa ?, karena ternyata para seniman atau perupa autodidac tersebut juga mempunyai semangat yang menggebu-gebu untuk berekspresi lewat karya seni mereka serta semangat mereka untuk agar eksistensinya sebagai seniman atau perupa diakui oleh masyarakat.....hmmm...hmmm...hebat.