Senin, 20 Oktober 2008

=Japan - Indonesian Golden Year of Friendship Memorial Dance Concert



Japan - Indonesian Golden Year of Friendship Memorial Dance Concert





-o0o-

-o0o-


-o0o-



-o0o-

Japan - Indonesian Golden Year of Friendship
Memorial Dance Concert
Bimo and Dinyos

20 Oktober 2008, 19.30 wib
Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta

---

Mas Tiyas hanya bisa berkomentar hebat sekali para seniman dan seniwati tari dari Jepang tersebut.
Mas Tiyas terharu dan bergetar tubuhnya setelah para seniman dan seniwati Jepang tersebut telah melaksanakan tugasnya dan pamit kepada para hadirin yang kebanyakan dari Yogyakarta. Mereka menari, berkesenian secara total dengan memadukan karunia cipta rasa karsa yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Mereka menari dengan "genius","cerdas", "pinter", sesuatu yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia pada masa lalu yang sekarang mungkin harus kita pikirkan bersama lagi (?). Tapi kita masih beruntung karena "Japan - Indonesian Golden Year of Friendship" tersebut terjadi juga karena kolaborasi antara seniman/seniwati dari Jepang dan dari Indonesia, ternyata terbukti para seniman Indonesiapun bisa mengimbangi para seniman-seniwati dari Jepang tersebut.

Saat ini kita lagi disibukkan dengan apa itu "parnografi", "pornografi" atau "purnagrafi", kata-kata yang mungkin sebenarnya tidak kita ketahui artinya, kita sibuk membahas kata-kata yang tidak jelas tersebut, sampai kita sebagai seniman dan seniwati lupa dengan tugas kita sebagai "empu" yang memberikan pencerahan kepada masyarakat disekeliling kita.

Mungkin ada teman - teman kita yang ketakutan kalau nanti ada larangan yang melarang teman - teman kita untuk memperlihatkan "wudel" atau "pusar" dalam melakukan ekspresi seninya, sungguh sangat disayangkan, karena kalau kita hanya berfikir seperti itu sungguh sangat disayangkan, kita menjadi lupa bahwa keberhasilan berkreasi atau berekspresi atau berkesenian estetika dan kesadaran sensitifitas itu tidak ditentukan oleh "wudel" atau "pusar" tersebut tapi ditentukan oleh karunia yang diberikan Tuhan kepada kita yaitu "cipta","karsa" dan "rasa", bahasa sederhananya yaitu "uteg" (bhs jawa) atau "otak". Otak menjadi menjadi "tumpul", "cipta karsa rasa" menjadi mundur karena "peralatan" tersebut tidak pernah kita gunakan dalam berkreasi, berekspresi dan bereksplorasi, sungguh sangat menyedihkan.

Marilah kita baca bersama pendapat dari Leo Tolstoy identified art as a use of indirect means to communicate from one person to another.Leo Tolstoy menekankan pentingnya "hubungan" antara pihak yang satu dengan yang lain, bagaimana kita bisa saling berkomunikasi dengan pihak yang lain.
Kita juga bisa membaca bersama pendapat dari Benedetto Croce and R.G. Collingwood advanced the idealist view that art expresses emotions, and that the work of art therefore essentially exists in the mind of the creator ( Benedetto Croce dan R.G. Collingwood memajukan pandangan idealis bahwa seni mengungkapkan emosi, dan bahwa karya seni oleh karena itu pada hakekatnya ada di pikiran pencipta ), beliau menekankan bahwa "karya seni ada dipikiran pencipta", dengan kata lain "olah pikir" dari seniman itu sangat penting sekali.

Para seniman dan seniwati dari Jepang serta seniman Indonesia yang berkolaborasi dengan para penari Jepang tersebut bisa menyuguhkan karya seni tari yang hebat, indah dan menggetarkan tanpa harus memperlihatkan "wudel" atau "pusar" mereka. Mereka menari dengan semangat berkesenian mereka yang sangat cerdas dan canggih hasil dari olah pikir para seniman seniwati tari tersebut, saya jadi tidak heran kenapa bangsa Jepang tersebut menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan didunia Internasional karena mereka selalu mengolah pikiran mereka dengan cerdik dan cerdas.

Apakah kita tidak ingin seperti mereka ?, apakah kita tidak ingin maju seperti mereka ?, jalan satu-satunya adalah kita harus "berkompetisi", "bertanding", "bertarung" dengan budaya - budaya dunia tersebut supaya kita juga menjadi bangsa yang maju, bagaimana menurut pendapat anda ? ayo kita bahas bersama.
Kembalikan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa yang besar dan disegani.

Jangan hanya menjadi "jago kandang". !!!

Tidak ada komentar: