Jumat, 12 Desember 2008

=Kuliah Kebudayaan “Sehari Bersama Prof. Dr. Irwan Abdullah.”

Prof. Dr. Irwan Abdullah



Mas Didik Nini Thowok sedang menjawab pertanyaan dari para peserta Kuliah Kebudayaan yang diberikan oleh Prof.Dr.Irwan Abdullah. Ternyata Mas Didik ini sangat pintar dalam menjawab semua pertanyaan para peserta kuliah, dengan cara yang halus dan lugas serta dibumbui dengan joke-joke yang lucu bisa menjawab semua pertanyaan para peserta kuliah kebudayaan dengan sangat memuaskan.


Ucapan selamat diberikan oleh para peserta Kuliah Kebudayaan, mereka sangat puas sekali dengan Kuliah Kebudayaan yang diberikan oleh Prof.Dr.Irwan Abdullah sejak pagi hingga sore hari.















Mas Tiyas dan Prof.Dr.Irwan Abdullah.



-o0o-


PRESS RELEASE


Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyelenggarakan Kuliah Kebudayaan Sabtu 13 Desember 2008 pukul 09.00 sampai selesai. Sehari Bersama Prof. Dr. Irwan Abdullah.” : GRATIS.

Irwan Abdullah seorang Guru Besar Antropologi dan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sebagai Antropolog ia melakukan penelitian di berbagai tempat di Indonesia dan Asia Tenggara dalam bidang kemiskinan, jaminan sosial, krisis ekonomi, gender, migrasi, konflik, agama dan bencana alam, identitas budaya dan gaya hidup.

Kuliah Umum Kebudayaan”Sehari Bersama Irwan Abdullah” dengan Opening Ceremony Saman dan Serune Kalee Aceh; Performing Art Didik Nini Towok.


MASA DEPAN STUDI BUDAYA


Kebudayaan merupakan blue print yang telah menjadi kompas dalam perjalanan hidup manusia, ia menjadi pedoman tingkah laku. Keberlanjutan kebudayaan untuk melihat bagaimana proses pewarisan nilai itu terjadi. Seperti yang dibayangkan Clifford Geertz bahwa budaya itu, “merupakan pola dari pengertian-pengertian atau makna-makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol dan ditransmisikan secara historis. (Abdullah, 2007: 1). Aspek kesejarahan dalam budaya ini merupakan bahan diskusi kebudayaan yang belum selesai karena dinamika dalam pengertian dan makna belum menjadi wilayah diskusi kebudayaan secara mendalam. Untuk itulah, kuliah kebudayaan ini diselenggarakan.

Pemosisian kebudayaan sebagai sistem simbol ini mengandung persoalan penting yang kemudian menjadi dasar argumen Kuliah Kebudayaan bersama Prof. Dr. Irwan Abdullah. Pertama, tentang batas-batas dari ruang budaya yang mempengaruhi pembentukan simbol dan makna yang ditransmisikan secara historis. Kedua, batas-batas dari kebudayaan yang menentukan konstruksi makna dipengaruhi oleh kekuasaan yang melibatkan sejumlah aktor. Ketiga, pola hubungan kekuasaan yang diejawantah dalam identitas kelompok dan kelembagaan, yang menjadikannya realitas obyektif dan menentukan cara pandang kelompok. Keempat, identitas yang terbentuk melalui serangkaian simbol selain diterima juga menjadi obyek pembicaraan, perdebatan, dan gugatan yang menegaskan.

Perubahan konteks tersebut dilihat oleh Irwan Abdullah membawa dua konsekuensi besar. Pertama, mempengaruhi paradigma dan perspektif kebudayaan yang ditandai dengan munculnya wacana keilmuan dan penelitian yang semarak. Kedua, memberi pengaruh besar dalam praktik kebudayaan yang tampak dari lahirnya konsumerisme yang meluas. Kecenderungan ini kemudian melahirkan sebuah pertanyaan besar: Ada apa dengan Kebudayaan? Prediksi ke depan menjadi relevan dalam hal ini.

Materi kuliah yang akan disajikan mencakup: Konteks Lokalisasi, Nasionalisasi, Globalisasi: Budaya Generik vs Diferensial; Konstruksi Budaya atas Realitas; Reproduksi Budaya; dan Masa Depan Studi Budaya. Kuliah ini menampilkan dosen tamu Wening Oedasmoro, Agus Indiyanto dan Zamzam. (rit

---

Note :
Informasi ini kami terima dari Ibu Ririt Yuniar.

Tempat kuliah :
GEDUNG LENGKUNG
Sekolah Pascasarjana UGM
Ruang Seminar Lt.5
Jl. Teknika Utara,
Sleman
Jogja 55281

-o0o-

Tidak ada komentar: